Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan UNNES, Ahmad Rifian Maula Zaki, juara Educativo 2025 dengan riset kesiapan guru SMP adopsi AI untuk pembelajaran adaptif.
![]() |
Mahasiswa UNNES, Ahmad Rifian Maula Zaki (kiri), juarai Educativo 2025 lewat riset AI adaptif untuk guru SMP. Inovasi penting bagi pendidikan Indonesia. (dok TP UNNES) |
SEMARANG, PAMONG.ID | Kanal Pendidik Indonesia - Dunia pendidikan kembali mencatat prestasi membanggakan. Ahmad Rifian Maula Zaki, mahasiswa semester empat Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) Universitas Negeri Semarang (UNNES), berhasil meraih juara pertama dalam ajang Education Innovative Competition (Educativo) 2025 yang diselenggarakan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Kemenangan ini diraih berkat karya ilmiahnya yang menyoroti kesiapan guru dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan pembelajaran adaptif.
Ahmad Rifian, berkolaborasi dengan Indana Ainiya Ulya, mahasiswa semester empat Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, mengangkat judul riset "Analisis Kesiapan Pedagogis dan Teknologis Guru dalam Mengadopsi AI sebagai Sarana Pembelajaran Adaptif." Penelitian ini secara spesifik berfokus pada guru Bahasa Inggris tingkat SMP di Kabupaten Semarang.
"Inovasi kami terletak pada pendekatan analisis kesiapan ganda, yaitu dari sisi pedagogis dan dan teknologis, sebagai dua pilar utama integrasi AI di ruang kelas," jelas Ahmad Rifian. Ia menambahkan bahwa riset ini dilatarbelakangi kebutuhan mendesak akan transformasi pendidikan yang selaras dengan perkembangan teknologi saat ini.
Riset Sebulan Gandeng MGMP: Upaya Akurat Kumpulkan Data Guru
Proses riset yang digarap Ahmad Rifian dan Indana memakan waktu sekitar satu bulan. Diawali dengan studi literatur mengenai penggunaan AI dalam pendidikan, penelitian kemudian dilanjutkan dengan perumusan instrumen dan pengumpulan data lapangan. Untuk memastikan data yang relevan dan akurat, mereka menggandeng Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Kabupaten Semarang.
"Dukungan dari MGMP sangat membantu kami dalam mendistribusikan angket kepada guru-guru yang sesuai kriteria penelitian, sehingga proses pengumpulan data lebih efisien dan tepat sasaran," kata Ahmad Rifian. Mereka juga berupaya keras menyusun instrumen yang tidak hanya valid secara akademis, tetapi juga mudah dipahami oleh responden, demi mencerminkan kondisi lapangan secara nyata.
Kontribusi Nyata untuk Kualitas Pendidikan Nasional
Motivasi utama di balik penelitian ini, menurut Ahmad Rifian, adalah keinginan kuat untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. "Kami melihat potensi besar AI dalam merevolusi pembelajaran, namun implementasinya masih sangat terbatas karena berbagai faktor, salah satunya adalah kesiapan guru," jelasnya. Dengan riset ini, mereka berharap dapat menyajikan data dan analisis yang menjadi pijakan awal untuk perbaikan konkret dalam ekosistem pendidikan.
Tentunya, perjalanan riset ini tak luput dari tantangan. Ahmad Rifian mengakui, tantangan terbesar adalah mengatur waktu di tengah padatnya kegiatan akademik, terutama saat penelitian bertepatan dengan masa Ujian Akhir Semester (UAS). "Momen itu mengajarkan kami banyak hal tentang manajemen waktu dan skala prioritas," kenang Ahmad Rifian. Baginya, tantangan ini justru membentuk karakter dan ketangguhan dalam menghadapi dunia akademik maupun profesional.
Ahmad Rifian sangat berharap hasil penelitiannya dapat menjadi salah satu referensi penting bagi pengambil kebijakan, lembaga pendidikan, maupun para guru dalam merancang program pelatihan yang lebih tepat sasaran, khususnya dalam hal integrasi teknologi AI di kelas. "Kami sangat mendukung wacana pengembangan kurikulum nasional berbasis AI dan ingin terus terlibat aktif dalam upaya inovatif meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia," tegasnya.
Kemenangan ini, kata Ahmad Rifian, adalah pencapaian yang melampaui ekspektasi. "Rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ini benar-benar di luar dugaan, meskipun sejak awal kami sudah menanamkan semangat dan keyakinan kuat," tuturnya dengan haru. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, Niam Wahzudik, S.Pd., M.Pd., atas bimbingan dan arahannya. Apresiasi juga disampaikan kepada Dr. Amin Nurbaedi, S.Ag., M.Pd., atas saran dan masukan berharga, meski beliau bukan dari institusi yang sama.
"Bagi kami, kemenangan ini bukanlah akhir, melainkan langkah awal dari perjalanan panjang untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi dunia pendidikan," tutup Ahmad Rifian, memancarkan optimisme. ***
0Komentar