Iklan Webinar Aku Wong Jawa
Webinar Aku Wong Jawa

Nguri-uri Budaya Jawi ing Era Digital

Temukan kembali jati diri dan kearifan luhur Jawa yang relevan hingga kini. Mari bersama kupas tuntas filosofi adiluhung di webinar eksklusif "Aku Wong Jawa".

Daftar & Bangkitkan Jiwamu!

Menjawab Tantangan Industri: Alumni UNNES Buktikan Relevansi Teknologi Pendidikan untuk Pengembangan SDM

Daftar Isi

Kisah Nur Amin Rais di Honda dan Hyundai menjadi studi kasus nyata bahwa keahlian merancang kurikulum yang dimiliki lulusan Teknologi Pendidikan adalah kompetensi krusial yang dicari industri untuk pengembangan talenta.

Alumni Prodi Teknologi Pendidikan FIPP UNNES, Nur Amin Rais berbagai pengalaman profesional bersama dosen TP. Ia mengungkap peluang emas bagi lulusan TP di dunia industri.
Alumni Prodi Teknologi Pendidikan FIPP UNNES, Nur Amin Rais berbagai pengalaman profesional bersama dosen TP. Ia mengungkap peluang emas bagi lulusan TP di dunia industri.

SEMARANG, PAMONG.ID – Pola pikir umum yang kerap memandang lulusan kependidikan akan berlabuh sebagai abdi negara atau 'plat merah' perlahan mulai terkikis oleh realitas industri modern. Paradigma baru ini dibuktikan langsung oleh Nur Amin Rais, alumni Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) FIPP Universitas Negeri Semarang (UNNES) angkatan 2009.

Kini menjabat sebagai Asisten Manajer Training Head di raksasa otomotif Hyundai, Rais kembali ke almamaternya untuk berbagi sebuah pesan penting: kompetensi Teknologi Pendidikan adalah jawaban atas kebutuhan industri dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).

“Dulu, keresahan utama saya saat kuliah adalah, lulus mau jadi apa? Sudut pandang kami sangat lekat dengan dunia 'plat merah'," ungkap Rais saat memulai sesinya, Kamis, 5 Juni 2025.

Namun, perjalanannya membuktikan sebaliknya. Lintasannya yang dinamis, mulai dari sektor perbankan, delapan tahun di PT Honda Prospect Motor (2014-2021), hingga kini memegang peran strategis di Hyundai, menunjukkan bahwa lulusan TP memiliki pisau analisis yang sangat tajam untuk dunia korporat.

Kurikulum: Jantung Pengembangan SDM yang Sering Dilupakan

Di dunia industri, menurut Rais, setiap perusahaan pasti memiliki divisi training atau pengembangan karyawan. Ini adalah siklus yang tak pernah berhenti, mulai dari onboarding karyawan baru, pengembangan kompetensi berkelanjutan, hingga persiapan masa pensiun.

Di sinilah letak peran sentral seorang ahli Teknologi Pendidikan.

“Bidang saya saat ini sangat relevan dengan ilmu TP, yaitu pengembangan SDM. Tugas saya adalah mengembangkan kurikulum training. Mulai dari analisis kebutuhan (Training Need Analysis), desain kurikulum, pengembangan materi, implementasi, hingga evaluasi,” paparnya.

Ia menegaskan, dalam konteks perancangan program pengembangan SDM, lulusan TP semestinya memiliki keunggulan dibandingkan disiplin ilmu lain.

“Ketika bicara pengembangan kurikulum, lulusan TP seharusnya lebih advance ketimbang Psikologi. Expert-nya ada di kita. Namun, faktanya di lapangan, posisi ini masih banyak dipegang oleh teman-teman dari Psikologi. Eksposur prodi kita yang belum sampai ke sana,” ujar Rais. Ini menjadi sebuah otokritik sekaligus peluang.

Sinergi Akademisi dan Industri: Sebuah Keharusan

Gagasan yang dibawa Rais disambut hangat oleh para dosen di almamaternya. Mereka sadar betul akan adanya "pekerjaan rumah" untuk lebih gencar memperkenalkan kompetensi TP ke dunia industri.

Koordinator Prodi Teknologi Pendidikan UNNES, Dr. Yuli Utanto, M.Si., mengonfirmasi bahwa permintaan dari industri memang nyata. “Kami pernah diminta secara khusus oleh Triputra Group untuk mengirim mahasiswa magang, dan mereka dibayar. Ini bukti valid bahwa keahlian mahasiswa TP dibutuhkan,” ungkapnya.

Dosen lainnya, Niam Wahzudik, M.Pd., juga menambahkan bahwa alumni TP lainnya telah berhasil menembus perusahaan sekaliber Shopee, menunjukkan fleksibilitas karier yang luas.

Menanggapi hal ini, Rais menyatakan kesiapan pihak industri untuk berkolaborasi. Ia juga mengenalkan program magang global di Korea yang bisa menjadi target mahasiswa.

Peluang di Depan Mata

Kisah Nur Amin Rais bukan sekadar cerita sukses individu, melainkan sebuah penanda penting bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Ini adalah sinyal bahwa:

Relevansi Keilmuan: Disiplin ilmu seperti Teknologi Pendidikan memiliki relevansi tinggi dalam menjawab kebutuhan human capital di sektor swasta.

Pentingnya Promosi: Institusi pendidikan memiliki "PR" untuk secara aktif mempromosikan keunggulan spesifik program studinya kepada dunia industri.

Kolaborasi Kurikulum: Sinergi antara kampus dan industri dalam merancang kurikulum dan program magang adalah kunci untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai dan berdaya saing tinggi.

Lulusan Teknologi Pendidikan tidak hanya dipersiapkan untuk ruang kelas, tetapi juga untuk ruang rapat strategis perusahaan, merancang masa depan talenta-talenta industri. Ini adalah pergeseran perspektif yang perlu terus didorong, baik oleh akademisi maupun para praktisi itu sendiri.***

Posting Komentar