TpM8TpY5GSM5BSA5TpzoGUYlTi==

Slider

MPLS Ramah: Transformasi Pengenalan Sekolah yang Humanis dan Berkarakter

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Abdul Mu'ti saat peluncuran MPLS Ramah, 11 Juli 2025. (Tangkapan layar Youtube Kemdikdasmen)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof Abdul Mu'ti saat peluncuran MPLS Ramah, 11 Juli 2025. (Tangkapan layar Youtube Kemdikdasmen) 


PAMONG.ID | Kanal Pendidik Indonesia - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah untuk tahun ajaran 2025-2026 pada Jumat, 11 Juli 2025. Acara yang berlangsung di gedung Kemendikdasmen ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu'ti, Sekretaris Jenderal Suharti, Dirjen Pendidikan Vokasi Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Tatang Muttaqin, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafiz Muksin, serta ratusan siswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). Peluncuran ini menandai babak baru dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang lebih manusiawi, membangun karakter, dan menyenangkan bagi para siswa baru.


Suharti, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, dalam laporannya menekankan bahwa MPLS bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momen strategis untuk adaptasi siswa baru dan membangun budaya positif di satuan pendidikan. "Melalui MPLS ini, murid baru diharapkan dapat mengenal lebih baik nilai-nilai sekolahnya, memahami lingkungan belajarnya, serta membangun interaksi positif dengan guru dan teman sebaya," ujarnya. Panduan MPLS Ramah, yang telah disosialisasikan sejak 8 Juli dan disaksikan oleh lebih dari 500.000 penonton di YouTube, dibangun di atas enam prinsip utama: responsif, akuntabel, melayani, adaptif, harmonis, edukatif, efektif, efisien, inklusif, partisipatif, dan fleksibel.


Inovasi Pembelajaran: Jingle "Hari Baru" dan Jeda Ceria


Salah satu inovasi menarik dalam MPLS Ramah adalah peluncuran jingle berjudul "Hari Baru" yang liriknya ditulis langsung oleh Menteri Abdul Mu'ti. Jingle ini diharapkan menjadi media edukatif yang membangun semangat dan suasana positif di awal pembelajaran. Selain itu, Kemendikdasmen juga memperkenalkan inisiatif "Jeda Ceria", yaitu aktivitas fisik ringan yang disisipkan di sela-sela proses pembelajaran. "Kami berharap Jeda Ceria bermanfaat untuk menjaga kebugaran fisik murid, meningkatkan konsentrasi, dan menumbuhkan kebiasaan hidup aktif dan sehat sejak dini," jelas Ibu Suharti. Konsep ini bertujuan untuk mengatasi kejenuhan di kelas dan memastikan materi pelajaran dapat diserap dengan lebih baik oleh siswa.


Menteri Abdul Mu'ti dalam arahannya menegaskan bahwa perubahan nama MPLS menjadi MPLS Ramah bukan sekadar formalitas, melainkan memiliki semangat untuk menjadikan MPLS tahun ini lebih ramah dan terarah. "MPLS bukanlah masa perpeloncoan atau masa di mana senioritas menunjukkan kehebatannya kepada para junior, tetapi masa di mana para murid baru memasuki lingkungan baru, menemui dan memiliki kawan-kawan baru, serta membangkitkan semangat baru untuk menjadi lebih baik melalui pendidikan," tegasnya. Beliau juga menyoroti integrasi pembelajaran mendalam dengan tiga pilar utamanya: mindful learning, meaningful learning, dan joyful learning, yang akan diperkuat melalui program-program seperti Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pagi Ceria.


Pendidikan Karakter dan Kurikulum Baru


Menteri Abdul Mu'ti juga menyampaikan beberapa kebijakan baru yang akan diterapkan mulai tahun ajaran 2025-2026. Program Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Pagi Ceria akan semakin ditingkatkan pelaksanaannya sebagai bagian dari usaha membangun karakter dan memperkuat semangat belajar. Selain itu, kurikulum baru juga akan memperkenalkan mata pelajaran pilihan seperti coding dan kecerdasan artifisial. Kebijakan lain yang berkaitan dengan penguatan bimbingan konseling juga akan diterapkan.


Dalam konteks MPLS Ramah, Menteri menekankan pentingnya menanamkan kesadaran kepada semua murid sejak awal tentang bahaya judi online, narkoba, serta pentingnya menghindari segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, rasial, maupun keagamaan. MPLS juga akan menjadi wadah untuk pengembangan dan penelusuran bakat minat siswa sejak minggu pertama pembelajaran. "Ada banyak yang baru dan ada semangat yang baru agar semua kita belajar dengan gembira, semua kita belajar dengan penuh sukacita dan menjadikan sekolah sebagai rumah kita yang kedua," pungkas Menteri.


Beasiswa ADEM: Asa Pendidikan dari Pelosok Negeri


Selain peluncuran MPLS Ramah, acara ini juga menjadi momen penting bagi para penerima beasiswa ADEM. Program ADEM, yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013, kini memiliki tiga varian: ADEM untuk anak-anak wilayah Papua, ADEM untuk anak-anak daerah tertinggal (3T), dan ADEM Repatriasi untuk putra-putri pekerja migran yang kembali belajar di Indonesia. Total 550 lulusan ADEM Repatriasi tersebar di 12 provinsi, sementara ADEM 3T belajar di ibu kota masing-masing daerah. Pada kesempatan ini, 100 siswa ADEM Papua dan 100 siswa ADEM Repatriasi hadir langsung untuk bertemu Menteri Abdul Mu'ti.


Para siswa ADEM ini akan diserahterimakan kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan sekolah penerima, sehingga mereka dapat langsung mengikuti MPLS di hari pertama ajaran baru. Tantangan adaptasi tentu tidak mudah, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah atau bahkan negara lain seperti Malaysia. Namun, diharapkan lima hari masa pengenalan lingkungan satuan pendidikan dapat mempererat hubungan mereka dengan teman-teman dan guru baru.


Kisah Inspiratif Anak ADEM: Semangat Meraih Mimpi


Sesi bincang-bincang dengan Menteri Abdul Mu'ti menjadi sorotan, menampilkan kisah inspiratif dari beberapa siswa ADEM. Nia Novita Guam dari Boven, Papua, berbagi cita-citanya menjadi guru. "Saya kepengin menjadi guru supaya saya datang ke sini untuk sekolah, mendapatkan pendidikan dengan baik, dan bisa kembali ke Papua untuk mengajar adik-adik, teman-teman, serta orang-orang yang membutuhkan ilmu yang di Papua," tutur Nia. Ia menyoroti kekurangan guru di kampungnya yang menyebabkan anak-anak sulit membaca dan menulis, menegaskan mulianya profesi guru untuk mencerdaskan bangsa.


Nurul Hidayah, siswa ADEM Repatriasi dari CLC FGV Sahabat, Sabah, Malaysia, menceritakan perjuangannya. Ia bercita-cita menjadi dokter dan kuliah di Universitas Indonesia. Nurul mengungkapkan keterbatasan fasilitas pendidikan di CLC Malaysia, di mana satu guru harus mengajar berbagai jenjang. Perjalanan panjang dan melelahkan dari Sabah ke Jakarta, yang memakan waktu dua hari satu malam, tidak menyurutkan semangatnya. "Keterbatasan ekonomi, lokasi tempat tinggal yang mungkin jauh, dan berbagai kendala-kendala yang Anda hadapi sebagai anak-anak Indonesia tidak boleh menjadi alasan untuk kalian berhenti bercita-cita," pesan Menteri Abdul Mu'ti, menyemangati para siswa ADEM.


Penutup: Harapan untuk Generasi Penerus Bangsa


Peluncuran MPLS Ramah dan program Beasiswa ADEM adalah wujud nyata komitmen Kemendikdasmen dalam membangun fondasi pendidikan yang kuat dan inklusif. Dengan semangat "Hari Baru" dan kebiasaan positif yang ditanamkan sejak dini, diharapkan generasi muda Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang berkarakter, berprestasi, dan siap menghadapi masa depan. Para siswa ADEM, sebagai harapan bangsa, didorong untuk memanfaatkan kesempatan ini semaksimal mungkin demi meraih cita-cita mulia dan menjadi penerus yang akan membawa Indonesia menjadi negara maju dan bermartabat.***

0Komentar

Special Ads
© Copyright - pamong.id
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.