Kajian komprehensif hakikat perkembangan manusia dari lahir hingga usia tua. Pahami definisi, prinsip Baltes (1987), karakteristik, dan tugas perkembangan Havighurst.
Prolog
Setiap individu mengalami perubahan yang konstan sejak dilahirkan hingga akhir hayatnya. Proses perubahan yang teratur dan berkesinambungan inilah yang dikenal sebagai perkembangan. Memahami hakikat perkembangan adalah fondasi penting dalam ilmu psikologi karena memungkinkan kita menafsirkan bagaimana tingkah laku seseorang diaktualisasikan dan dimanifestasikan melalui interaksi antara sifat individu dan lingkungan.
Perkembangan bukan sekadar peningkatan fisik, tetapi suatu proses yang dinamik, kekal, dan tetap yang membawa individu menuju suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, yang didasarkan pada proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar.
Pembahasan
1. Definisi dan Konsep Dasar Perkembangan
Dalam psikologi, perkembangan didefinisikan sebagai perubahan organisme yang bersifat berkesinambungan dan progresif, berlangsung sejak lahir sampai mati. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai rangkaian perubahan yang terjadi pada diri individu sebagai hasil dari interaksi antara faktor biologis dengan faktor lingkungan.
Beberapa ahli memberikan penekanan khusus pada aspek keteraturan dan arah perubahan:
• Hurlock (1978) mendefinisikan perkembangan sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren. Keteraturan ini ditunjukkan adanya hubungan yang nyata antara perubahan yang terjadi dengan perubahan yang telah mendahului atau mengikutinya. Perubahan ini bersifat terarah, membimbing ke arah kemajuan, dan bukan kemunduran.
• Werner (1969, dalam Monks dkk, 1991) menegaskan bahwa perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap.
Penting untuk membedakan istilah perkembangan dari pertumbuhan meskipun keduanya saling terkait. Pertumbuhan umumnya berkaitan dengan perubahan kuantitatif (peningkatan ukuran dan struktur), seperti bertambahnya ukuran organ dalam dan otak. Sementara itu, perkembangan berkaitan dengan perubahan secara kualitatif dan kuantitatif, mencerminkan sifat-sifat khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Misalnya, Santrock (2011) menyatakan pertumbuhan merujuk pada ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik, sedangkan perkembangan merujuk pada perubahan psikologis.
2. Prinsip-Prinsip Kunci Perkembangan Manusia
Baltes (1987) mengartikulasikan enam prinsip kunci yang membentuk keyakinan koheren dalam mengkaji perkembangan manusia. Prinsip-prinsip ini meliputi:
1. Perkembangan Berlangsung Sepanjang Hayat: Prinsip ini memiliki dua aspek: potensi perkembangan akan terjadi sepanjang hidup, dan tidak ada asumsi bahwa kehidupan seseorang akan mencapai puncak lalu menurun pada usia dewasa atau tua. Perkembangan berlangsung seumur hidup.
2. Perkembangan Bersifat Multidimensional dan Multidireksional: Perkembangan tidak dapat digambarkan melalui kriteria tunggal (multidimensional). Multidireksional mengacu pada hasil perkembangan yang dicapai melalui berbagai cara, dan terdiri atas berbagai kemampuan yang ditunjukkan melalui berbagai perubahan.
3. Perubahan Mengacu pada Perolehan dan Kehilangan: Perkembangan mencakup aspek-aspek pertumbuhan dan penurunan. Misalnya, sekolah dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kognitif, tetapi di sisi lain, anak dapat kehilangan kreativitas karena harus mengikuti aturan yang ditetapkan. Keseimbangan antara perolehan dan kehilangan ini dapat terus berubah.
4. Perkembangan Bersifat Lentur (Plastisitas): Adanya variabilitas diri seseorang memungkinkan adanya perkembangan atau perilaku tertentu.
5. Perkembangan Berada dalam Latar Tertentu dan Historik (Kontekstual): Perkembangan bersifat kontekstual karena individu yang berada di suatu lingkungan akan berbeda perkembangannya dibandingkan di lingkungan lain. Ia juga bersifat historik karena periode waktu tertentu saat seseorang tumbuh akan mempengaruhi perkembangannya.
3. Karakteristik Perkembangan dalam Rentang Kehidupan
Perkembangan ditandai oleh serangkaian karakteristik khas pada setiap periode rentang kehidupan, mencerminkan bagaimana individu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Periode Perkembangan
Masa Pranatal
Periode paling singkat namun paling penting; Pembawaan lahir ditentukan; Pertumbuhan dan perkembangan paling cepat; Kondisi tubuh ibu dan sikap orang-orang yang berarti sangat penting.
Masa Bayi Neonatal
Periode tersingkat; Masa terjadinya penyesuaian yang radikal dari dalam ke luar rahim; Masa terhentinya perkembangan (sementara); Pendahuluan perkembangan selanjutnya; Periode yang berbahaya secara fisik.
Masa Bayi (Infancy)
Masa dasar sesungguhnya bagi pembentukan pola perilaku/sikap/emosi; Pertumbuhan dan perubahan pesat (fisik dan psikologis); Berkurangnya ketergantungan (mulai berjalan); Meningkatnya individualitas; Permulaan sosialisasi dan penggolongan peran seks; Permulaan kreativitas.
Awal Masa Kanak-kanak
Disebut usia yang mengundang masalah atau usia mainan (oleh orang tua); Disebut usia prasekolah (oleh pendidik); Disebut usia kelompok, usia menjelajah, usia bertanya, usia meniru, dan usia kreatif (oleh psikolog).
Akhir Masa Kanak-kanak
Disebut usia yang menyulitkan, usia tidak rapi, dan usia bertengkar (oleh orang tua); Disebut usia sekolah dasar dan usia penyesuaian diri (oleh pendidik dan psikolog).
Masa Puber
Periode tumpang tindih (antara akhir masa kanak-kanak dan awal remaja); Periode singkat (2-4 tahun); Masa perubahan sikap terhadap seks dan lawan jenis (menimbulkan keraguan); Fase negatif (perilaku mendadak sulit diduga dan melawan norma sosial).
Masa Remaja
Usia yang tidak realistik/tidak matang; Usia bermasalah (kurang berpengalaman mengatasi masalah sendiri); Masa mencari identitas; Usia yang menimbulkan ketakutan (stereotipe negatif dari orang dewasa).
Awal Masa Dewasa
Masa pengaturan (menerima tanggung jawab dewasa); Masa reproduktif; Masa penyesuaian diri terhadap hidup baru; Masa komitmen; Masa kreatif (bebas dari aturan orang tua/guru).
Masa Usia Paroh Baya
Masa jenuh/krisis; Masa stres (akibat penyesuaian radikal peran/pola hidup); Usia yang berbahaya (kesusahan fisik); Masa berprestasi (mencapai puncaknya); Masa evaluasi (meninjau perubahan jasmani).
Masa Tua
Usia tidak dihargai/minoritas; Penyesuaian terhadap kemunduran fisik; Stereotipe negatif (dari cerita rakyat dan media); Menua membutuhkan perubahan peran; Penyesuaian yang buruk.
4. Tugas-Tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan (developmental tasks) adalah tantangan yang harus diselesaikan individu pada periode tertentu dalam hidupnya. Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980), keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas ini membawa kebahagiaan dan keberhasilan dalam menghadapi tugas berikutnya. Munculnya tugas perkembangan disebabkan oleh tiga kekuatan: kematangan fisik, tekanan dari budaya/masyarakat, dan nilai/aspirasi individu.
Berikut adalah ringkasan tugas-tugas perkembangan menurut fase kehidupan:
• Masa Bayi dan Awal Masa Kanak-kanak: Belajar makan makanan padat, berjalan, berbicara, mengendalikan kotoran tubuh, mempelajari perbedaan seks dan tata caranya, mempersiapkan diri untuk membaca, serta belajar membedakan benar dan salah.
• Akhir Masa Kanak-kanak: Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, membangun sikap sehat tentang diri, belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya, mulai mengembangkan peran sosial pria/wanita, mengembangkan keterampilan dasar (membaca, menulis, berhitung), mengembangkan pengertian moral/nilai, dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial.
• Masa Remaja: Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai peran sosial pria/wanita, menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif, mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab, mencapai kemandirian emosional dari orang tua, mempersiapkan karier ekonomi, mempersiapkan perkawinan dan keluarga, serta memperoleh perangkat nilai/ideologi.
• Awal Masa Dewasa: Mulai bekerja, memilih pasangan, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga dan mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara, dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
• Masa Usia Paroh Baya: Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa, membantu anak remaja menjadi dewasa, mengembangkan kegiatan waktu luang, menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik, mencapai prestasi karier yang memuaskan, dan menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
• Masa Tua: Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan, menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup, membentuk hubungan dengan orang-orang seusia, dan menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel.
Epilog
Hakikat perkembangan adalah proses yang kompleks, multidimensional, dan berlangsung sepanjang hayat. Perkembangan mencakup seluruh perubahan kualitatif dan kuantitatif yang mengarahkan individu menuju integrasi diri yang lebih tinggi, yang merupakan hasil sinergis dari kematangan biologis, pengalaman, dan pembelajaran. Dengan memahami prinsip-prinsip perkembangan (Baltes, 1987) dan tugas-tugas perkembangan spesifik (Havighurst), kita memperoleh kerangka kerja yang otoritatif untuk menilai dan memfasilitasi penyesuaian diri individu, memastikan bahwa setiap fase kehidupan diisi dengan pencapaian yang optimal menuju aktualisasi diri.
Bibliografi
Baltes, P. B. (1987). Theoretical propositions of lifespan developmental psychology: On the dynamics between growth and decline. Developmental Psychology, 23(5), 611–626.
Hurlock, E. B. (1978). Developmental psychology. McGraw-Hill.
Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1991). Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Gadjah Mada University Press.
Santrock, J. W. (2011). Life-span development (13th ed.). McGraw-Hill Education.
Werner, H. (1969). Comparative psychology of mental development. International Universities Press.
0Komentar