TpM8TpY5GSM5BSA5TpzoGUYlTi==

Slider

Perkembangan Bahasa: Tinjauan Komprehensif dari Proses Akuisisi, Tahapan, hingga Implikasi Pendidikan

Kajian mendalam tentang perkembangan bahasa, meliputi teori Nativistik Chomsky dan Behavioristik Skinner, tahapan akuisisi, serta peran lingkungan dan kognisi.


Prolog


Perkembangan bahasa adalah salah satu aspek fundamental dari perkembangan manusia, yang dalam psikolinguistik diartikan sebagai proses untuk memperoleh bahasa (language acquisition). Proses ini memerlukan pembelajaran kata-kata serta aturan konstruksi kata dan kalimat. Perkembangan bahasa juga melibatkan penyusunan tata bahasa dari ucapan-ucapan, serta pemilihan ukuran penilaian tata bahasa yang paling tepat dan sederhana.


Secara hakikat, perkembangan bahasa bersifat universal (berlaku umum pada semua manusia). Rangkaian perubahan yang terjadi pada individu dalam perkembangan bahasa merupakan hasil dari interaksi antara faktor biologis/konstitusi (kodrati) dan faktor lingkungan. Pemahaman terhadap perkembangan bahasa ini sangat penting karena bahasa menjadi kunci bagi perkembangan kognitif, memungkinkan individu untuk memediasi peristiwa di dunia dan mengaitkan berbagai peristiwa dalam bentuk sebab-akibat.


Pembahasan


A. Hakikat dan Landasan Teoritis Akuisisi Bahasa


Perkembangan bahasa membutuhkan kemampuan tidak hanya untuk mempelajari kata-kata, tetapi juga untuk mempelajari aturan konstruksi kata dan kalimat (Hoff, 2003). Sebagai contoh, anak-anak belajar aturan pembentukan jamak sebelum masuk taman kanak-kanak, ditunjukkan saat mereka dapat menerapkan aturan jamak umum ke kata yang baru diciptakan, seperti menjawab "Wugs" ketika ditunjukkan dua "Wug". Namun, ketika mempelajari aturan-aturan ini, anak-anak pada awalnya sering melakukan overgeneralisasi, seperti mengatakan "goed" alih-alih "went" atau "mouses" alih-alih "mice".


Secara tradisional, proses perkembangan bahasa dapat dijelaskan melalui dua pendekatan utama:


1. Pendekatan Nativistik (Organismic Innateness Hypothesis): Dipelopori oleh Chomsky, pendekatan ini menyatakan bahwa struktur bahasa telah ditentukan secara biologis dan dibawa sejak lahir (Monks, 1989; Tarigan, 1986). Chomsky berspekulasi bahwa mungkin ada cara-cara alami, bahkan "bawaan" (innate), untuk mengorganisir pengetahuan. Potensi alami dalam otak yang memungkinkan individu menguasai bahasa ini disebut piranti pemerolehan bahasa (Language Acquisition Devices/LAD).


2. Pendekatan Empiristik (Behaviorist Hypothesis): Fokus pada peran penguatan dan pembelajaran. B. F. Skinner dalam karyanya Verbal Behavior (1957) menyajikan fitur-fitur utama analisis verbal dari sudut pandang ini, yaitu mengatur fakta-fakta berdasarkan formulasi perilaku yang diturunkan dari analisis eksperimental yang ketat, seperti pengkondisian operan. Meskipun demikian, teori behavioristik dikritik karena pidato yang gramatikal tidak dihasilkan oleh penguatan diferensial, meskipun umpan balik korektif secara substansial membantu pembelajaran gramatikal. Pemodelan sederhana (verbal mimicry) hanya dapat mengajarkan ucapan tertentu, bukan aturan tata bahasa generatif; untuk tata bahasa generatif, diperlukan pemodelan abstrak.


B. Bahasa dan Proses Kognitif


Dalam perkembangan kognitif, bahasa memegang peranan penting. Vygotsky berpendapat bahwa keahlian kognitif anak dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental. Vygotsky percaya bahwa bahasa adalah alat yang paling penting (Robbin, 2001). Pada masa kanak-kanak awal, bahasa mulai digunakan sebagai alat untuk membantu anak merancang aktivitas dan memecahkan masalah.


Hubungan antara bahasa dan berpikir sangat erat. Berpikir adalah rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi (Morgan, 1989), yang menggunakan simbol-simbol verbal (kata) dan hukum-hukum tata bahasa untuk menggabungkan kata-kata dalam suatu kalimat (Morgan, 1989; Glover, 1987). Berpikir juga dapat diartikan sebagai percakapan dalam hati (inner speech) (Morgan, 1989). Bahasa adalah alat untuk berpikir, dan berpikir mengekspresikan hasilnya; keduanya adalah aktivitas yang saling melengkapi dan terjadi relatif bersamaan. Kemampuan berpikir seseorang menentukan, dan sekaligus dapat dipahami dari, kemampuan berbahasanya, dan sebaliknya.


C. Tahap-Tahap Perkembangan Bahasa


Perkembangan bahasa berlangsung dalam pola yang bertahap, bersifat universal:


1. Tahap Pralinguistik atau Meraban (0,3 – 1 tahun): Dimulai sekitar usia tiga bulan, anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam bentuk ocehan yang memiliki fungsi komunikatif, sebagai reaksi terhadap orang dewasa yang mencari kontak verbal.


2. Tahap Halofrastik atau Kalimat Satu Kata (1 – 1,8 tahun): Anak mulai mengucapkan kata-kata pertama sekitar usia satu tahun. Satu kata yang diucapkan dipandang sebagai satu kalimat penuh, mencakup aspek psikologis (intelektual, emosional), dan volisional (kemauan).


3. Kalimat Dua Kata (1,5 – 2 tahun): Anak mulai berkomunikasi menggunakan kalimat dua kata, seperti “kucing papa” (Monks, 1989; Tarigan, 1986). Pada tahap ini, mereka belum menggunakan infleksi (penanda waktu atau bentuk jamak pada kata kerja/benda) (Tarigan, 1989).


4. Tahap Perkembangan Tata Bahasa (2 – 5 tahun): Anak mulai mengembangkan sarana tata bahasa, panjang kalimat bertambah, ucapan menjadi lebih kompleks, dan mulai menggunakan kata jamak dan tugas (Tarigan, 1989). Penambahan jumlah dan tipe kata meningkat sejalan dengan kematangan.


5. Tahap Perkembangan Tata Bahasa menjelang Dewasa (5 – 10 tahun): Anak mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit, melibatkan gabungan kalimat sederhana dengan komplemen, relativasi, dan konjungsi (Tarigan, 1986). Mereka belajar mengenai berbagai pengecualian dari keteraturan tata bahasa (sintaksis) dan fonologis.


6. Tahap Kompetensi Lengkap (11 tahun sampai dewasa): Perbendaharaan kata terus meningkat, gaya bahasa berubah, dan seseorang semakin lancar dan fasih dalam berkomunikasi. Keterampilan dan performansi tata bahasa berkembang menuju tercapainya kompetensi berbahasa secara lengkap sebagai kompetensi komunikasi.


D. Faktor Penentu dan Upaya Pengembangan


Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor konstitusi/biologis dan lingkungan. Adanya perbedaan individual dalam faktor-faktor ini (biologis, genetik, pertumbuhan, lingkungan) menyebabkan perbedaan dalam kemampuan dan perkembangan bahasa, suatu fakta universal dalam psikologi perkembangan (Hurlock, 1986; Neugarten, 1976).


Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, khususnya di lingkungan pendidikan, beberapa upaya dapat dilakukan:


1. Menciptakan Lingkungan yang Optimal: Mengupayakan lingkungan—termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat—yang memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk belajar, berlatih, dan mengembangkan kemampuan bahasa secara optimal.


2. Pengenalan Dini: Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang kaya variasi kemampuan bahasa sangat diperlukan untuk memacu perkembangan.


3. Strategi Pembelajaran: Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa, seperti melalui cara memudahkan mengingat, meniru, mengalami langsung, dan bermain.


4. Dukungan untuk Pembelajar Bahasa Inggris (ELLs): Anak-anak yang bukan penutur asli bahasa Inggris menghadapi tantangan, termasuk pertanyaan apakah harus diajar hanya dalam bahasa Inggris atau juga dalam bahasa ibu mereka (Slavin & Cheung, 2003). Siswa ELL sangat diuntungkan dari pengajaran eksplisit kosa kata baru. Pendidik harus memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk mendengar kata-kata baru dalam konteks dan menggunakannya sendiri dalam kalimat yang mereka buat. Program pembelajaran kooperatif terbukti sangat efektif bagi ELL. Penting juga untuk menetapkan norma kelas untuk tidak pernah mengejek atau menertawakan kesalahan berbahasa Inggris agar mendorong siswa berani menggunakan bahasa.


Epilog


Perkembangan bahasa merupakan proses kompleks yang melibatkan komponen biologis bawaan dan interaksi lingkungan yang kaya. Sementara teori Nativistik menyoroti peran cetak biru genetik (LAD) (Chomsky, 1995), teori Behavioristik dan teori kognitif (Vygotsky) menekankan pentingnya penguatan, pengalaman, dan bahasa sebagai alat psikologis untuk berpikir. Keberhasilan akuisisi bahasa dapat diamati melalui tahapan perkembangan yang teratur, dari meraban hingga kompetensi penuh. Dalam konteks pendidikan, menyadari bahwa kemampuan bahasa juga mencerminkan kemampuan berpikir seseorang menuntut pendidik untuk menciptakan lingkungan yang suportif—terutama bagi siswa dengan latar belakang bahasa yang beragam—untuk memastikan mereka memperoleh kesempatan optimal dalam mengaktualisasikan potensi linguistik mereka.


Bibliografi


Asokan, S., Surendran, S., Asokan, S., & Nuvvula, S. (2014). Relevance of Piaget's cognitive principles among 4-7 years.


Berlzo, J. (1985). Relevance of Piaget's cognitive principles among 4-7 years.


Brown, H. D. (1987). Principles of language teaching and learning (2nd ed.). Englewood Cliffs, NY: Prentice-Hall.


Bruner, J. S. (1964). The course of cognitive growth. American Psychologist, 19, 1, 1–15.


Clark, H. H., & Clark, E. V. (1977). Psychology and language: An introduction to psycholinguistics. New York: Harcourt Brace Jovanovich.


Glover, J. A., & Ronning, R. R. (1987). A history of modern psychology.


Hoff, E. (2003). Educational Learning Theories_ 2nd Edition.


Hurlock, E. B. (1978). Developmental Psychology.


Hurlock, E. B. (1986). Developmental Psychology.


Monk, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1991). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Morgan, C. T., King, R. A., Weisz, J. R., & Schopler, J. (1986). Introduction to Psychology.


Neugarten, B. L. (1976). Personality and the Aging Process. New York: Wiley.


Skinner, B. F. (1957). Verbal Behavior. Cambridge, Massachusetts: B. F. Skinner Foundation Reprint Series.


Slavin, R. E., & Cheung, A. (2003). Educational Psychology: Theory and Practice (8th ed.).


Tarigan, H. G. (1986). Psikolinguistik. Bandung: Angkasa.


Vygotsky, L. S. (1934). Thought and Language.

0Komentar

Special Ads
© Copyright - pamong.id
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.