TpM8TpY5GSM5BSA5TpzoGUYlTi==

Slider

Menggali Kedalaman Teori Belajar Kognitif, Pemrosesan Informasi, dan Konstruktivisme

Pahami Teori Belajar Kognitif komprehensif, meliputi model Pengolahan Informasi, prinsip Konstruktivisme, serta mekanisme Lupa dan Ingat. Tingkatkan strategi belajar Anda.


Prolog


Teori Belajar Kognitif mewakili pergeseran mendasar dalam psikologi pendidikan dari fokus pada perilaku yang dapat diamati (Behaviorisme) menuju eksplorasi proses mental internal. Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor internal—kemampuan atau potensi yang berfungsi untuk mengenali dunia luar—bukan semata-mata oleh stimulus eksternal.


Dalam kerangka kognitif, belajar dipandang sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama pikiran, untuk mengenal dan memahami stimulus dari luar, yang menekankan pada proses internal dalam berpikir atau pengolahan informasi. Kinerja seseorang dari hasil belajar sangat ditentukan oleh sejauh mana ia mampu mengolah informasi tersebut sehingga dapat disimpan dan digunakan secara efektif untuk merespons lingkungan. Kajian ini akan membahas komponen utama teori kognitif: Pengolahan Informasi, Konstruktivisme, serta mekanisme Lupa dan Ingat.


Pembahasan


1. Pandangan tentang Belajar (Pandangan Kognitif)


Psikologi kognitif menekankan pada cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat, dan menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya.


Proses belajar kognitif mencakup serangkaian kegiatan mental yang kompleks. Setiap milidetik, manusia mengamati, mendengar, atau merasakan sesuatu, dan saat itu juga ia memutuskan apa yang sedang diamatinya, menghubungkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, dan memutuskan apakah informasi tersebut perlu disimpan atau dilupakan.


Proses internal yang terlibat dalam pembelajaran kognitif meliputi:


1. Perhatian dan Kesadaran (Bagaimana stimulus diperhatikan).


2. Memori (Penyimpanan informasi).


3. Elaborasi (Menghubungkan materi baru dengan informasi atau ide yang sudah ada dalam pikiran pembelajar).


4. Rehearsal (Pengulangan mental atau verbal untuk mempertahankan informasi).


5. Pelacakan Kembali (Retrieval).


6. Pembuatan Informasi yang Bermakna.


Teori kognitif juga menegaskan bahwa kinerja seseorang tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus, melainkan ditentukan oleh proses pengolahan informasi internal.


2. Teori Belajar Pengolahan Informasi


Teori Pengolahan Informasi (Information Processing Theory) menjelaskan bagaimana berbagai informasi masuk ke dalam pikiran setiap orang melalui alat indra. Model ini menggambarkan sistem memori manusia sebagai tiga komponen utama: Pusat Penampungan Kesan-kesan Penginderaan (Sensory Register/SR), Memori Jangka Pendek (Short-Term Memory/STM) atau Memori Kerja, dan Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory/LTM).


a. Pusat Penampungan Kesan-kesan Penginderaan (SR/STSS)


SR (atau Short-Term Sensory Store/STSS) adalah tempat masuknya informasi awal. Kapasitas penampungannya tidak terbatas, tetapi informasi visual yang masuk disimpan dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari dua detik; jika tidak diperhatikan, informasi tersebut akan hilang.


b. Memori Jangka Pendek (STM/Memori Kerja)


STM adalah bagian dari sistem memori tempat seseorang secara sadar memproses informasi.


• Kapasitas Terbatas: STM memiliki kapasitas yang terbatas. Miller (1956) menyebutkan batasnya sekitar tujuh chunks informasi, plus atau minus dua. Keterbatasan ini memiliki implikasi penting dalam pembelajaran: pendidik tidak boleh menyajikan terlalu banyak ide sekaligus, kecuali jika ide tersebut terorganisir dengan baik dan dihubungkan dengan informasi di LTM siswa.


• Durasi: Tanpa pengulangan (rehearsal), informasi di STM mungkin tidak bertahan lebih dari tiga puluh detik.


• Rehearsal: Proses mempertahankan informasi di STM melalui pengulangan. Rehearsal penting karena semakin lama informasi di STM, semakin besar peluangnya untuk dipindahkan ke LTM.


c. Memori Jangka Panjang (LTM)


LTM adalah tempat penyimpanan informasi untuk periode waktu yang lama.


• Kapasitas Tak Terbatas: LTM memiliki kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas.


• Organisasi: Para teoris kognitif membagi LTM menjadi dua jenis utama:


    1. Memori Episodik: Menyimpan peristiwa kehidupan pribadi (seperti makan malam kemarin). Memori ini sulit dilacak kembali karena episode kehidupan sering berulang.


    2. Memori Semantik (Deklaratif): Berisi fakta dan informasi tergeneralisasi, konsep, prinsip, dan strategi pemecahan masalah. Sebagian besar informasi yang dipelajari di kelas disimpan di sini.


• Skemata: Memori semantik diorganisir secara mental dalam jaringan gagasan yang saling berhubungan yang disebut skemata (bentuk tunggal: skema). Skemata berfungsi sebagai struktur organisasional untuk mengintegrasikan pengetahuan yang terpisah ke dalam unit konseptual dan sebagai kerangka untuk mengaitkan pengetahuan baru. Informasi baru yang dimasukkan dengan baik ke dalam skema akan lebih mudah diingat.


• Elaborasi: Proses berpikir tentang materi yang akan dipelajari dengan cara yang menghubungkan materi tersebut dengan informasi atau ide yang sudah ada dalam pikiran pelajar. Elaborasi yang tepat memfasilitasi memori dan pemanggilan kembali.


3. Teori Konstruktivisme


Konstruktivisme adalah teori psikologi tentang pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memaknai pengetahuan dari pengalaman mereka sendiri.


a. Pandangan tentang Belajar


Intisari dari teori ini adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang belajar dipandang secara konstan memeriksa informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila tidak sesuai lagi.


Belajar berarti mengkonstruksi makna atas informasi yang masuk ke dalam otak. Ini adalah proses aktif, di mana peserta didik membuat makna melalui interaksi dengan orang lain dan lingkungan di mana mereka hidup.


b. Peran Pendidik (Fasilitator)


Menurut pandangan konstruktivisme, pendidik tidak dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik; sebaliknya, peserta didiklah yang harus mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu, tugas utama pendidik adalah:


1. Memperlancar proses konstruksi dengan membuat informasi bermakna dan relevan.


2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan atau menerapkan gagasan mereka sendiri.


3. Membimbing peserta didik untuk menyadari dan menggunakan strategi belajar mereka sendiri.


Pendidik berfungsi sebagai fasilitator, yang mengajukan pertanyaan, mendukung belajar dari belakang, memberikan pedoman, dan menciptakan lingkungan yang mendorong peserta didik membuat kesimpulan sendiri (berbeda dari pendidik tradisional yang cenderung berdialog monolog).


c. Mekanisme Kognitif Piaget (Akar Konstruktivisme)


Piaget mengartikulasikan mekanisme internalisasi pengetahuan melalui:


• Asimilasi: Proses memasukkan informasi ke dalam skema yang sudah dimiliki.


• Akomodasi: Proses mengubah perilaku atau mereframing representasi mental seseorang terhadap dunia luar untuk menyesuaikan dengan pengalaman baru (mekanisme ini dapat dipahami sebagai belajar dari kegagalan).


• Ekuilibrium: Menjelaskan bagaimana anak mampu berpindah dari tahapan berpikir sebelumnya ke tahapan berpikir berikutnya, terjadi melalui keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi.


4. Lupa dan Ingat


Dalam konteks teori pengolahan informasi, pertanyaan mengenai lupa dan ingat dapat dijelaskan melalui mekanisme memori, terutama LTM.


a. Lupa (Forgetting)


Menurut para pakar teori belajar kognitif, apabila seseorang lupa akan sesuatu, itu bukan berarti informasi tersebut hilang dari LTM, melainkan terjadi karena kehilangan kemampuan untuk menemukan informasi (gagal melacak kembali atau retrieval failure) yang telah ada di dalam memori.


Lupa sering disebabkan oleh Interferensi, yang terjadi dalam dua bentuk:


1. Interferensi Retroaktif (Inhibisi Retroaktif): Terjadi ketika informasi yang baru dipelajari mengganggu peserta didik dalam mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.


    ◦ Cara Mengatasi: Konsep yang sama atau serupa sebaiknya tidak diajarkan dalam waktu yang berdekatan; gunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam mengajarkan konsep yang sama.


2. Interferensi Proaktif (Inhibisi Proaktif): Terjadi apabila informasi yang telah dipelajari sebelumnya mengganggu kemampuan untuk mengingat informasi yang baru.


b. Ingat (Remembering)


Meskipun terjadi interferensi, ada faktor yang dapat membangkitkan ingatan melalui Pelancaran (Facilitation):


1. Pelancaran Proaktif: Seseorang akan lebih mudah mengingat informasi baru apabila informasi sebelumnya memiliki karakteristik yang sama (misalnya, orang Indonesia yang terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia akan lebih mudah mempelajari Bahasa Melayu).


2. Pelancaran Retroaktif: Seseorang yang mempelajari informasi baru akan memantapkan ingatan informasi yang telah dikuasai sebelumnya (misalnya, mempelajari Bahasa Indonesia akan memantapkan ingatan pemahaman tentang bahasa daerah).



Epilog


Teori Belajar Kognitif, dengan penekanannya pada proses berpikir, pengolahan informasi internal, dan konstruksi pengetahuan, memberikan landasan otoritatif (Authority) bagi pendidik. Pemahaman mendalam tentang model Pengolahan Informasi (SR, STM, LTM) dan peran sentral schemata mengajarkan (Expertise) pentingnya elaborasi dan pengorganisasian materi dalam kurikulum. Selain itu, konsep Konstruktivisme yang dipelopori oleh Piaget dan Vygotsky menegaskan bahwa belajar yang bermakna mensyaratkan peserta didik terlibat secara aktif dan kolaboratif dalam "penemuan" untuk membangun pengetahuannya sendiri. Pendidik diharapkan memiliki pengalaman (Experience) sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan belajarnya secara mandiri. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, pendidik dapat meningkatkan efektivitas belajar dan membantu peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat.



Bibliografi


Asokan, S., Surendran, S., Asokan, S., & Nuvvula, S. (2014). Relevance of Piaget's cognitive principles among 4-7 years old children: A descriptive cross-sectional study. Journal of the Indian Society of Pedodontics and Preventive Dentistry, 32(4), 292-296.


Ausubel, D. P. (1968). Educational psychology: A cognitive view. Holt, Rinehart & Winston.


Ausubel, D. P. (1977). The facilitation of meaningful verbal learning in the classroom. Educational Psychologist, 12, 162–178.


Ausubel, D. P. (1978). In defense of advance organizers: A reply to the critics. Review of Educational Research, 48, 251–257.


Bloom, B. S. (Ed.). (n.d.). Taxonomy of educational objectives, handbook 1 cognitive domain.


Bransford, J. D., Stein, B. S., Shelton, T. S., & Owings, R. A. (1982). Cognition and adaptation: The importance of learning to learn. In J. R. W. Learning and motivation in the classroom (pp. 93–108). Academic Press.


Brizuela, B. M. (1997). The essential Piaget: An interpretive reference and guide. Harvard Educational Review, 67(4), 835-836.


Bruner, J. (1985). Models of the learner. Educational Researcher, 14(6), 5–8.


Ewing, J. C., Foster, D. D., & Whittington, M. S. (2011). Explaining student cognition during class sessions in the context: Piaget's theory of cognitive development. NACTA Journal, 55(1), 68-75.


Gage, N. L. (1978). The scientific basis of the art of teaching. Teachers College Press.


Huitt, W., & Hummel, J. (2003). Piaget's theory of cognitive development. Educational Psychology Interactive. Valdosta State University.


Lefrancois, G. R. (1999). Psychology for teaching (10th ed.). Wadsworth Thomson Learning.


Luiten, J., Ames, R., & Ackerson, G. (1980). A meta-analysis of the effects of advance organizers on learning and retention. American Educational Research Journal, 17, 211–218.


McLeod, S. A. (2009). Jean Piaget. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/piaget.html


Miller, G. (1956). The magical number seven, plus or minus two: Some limits on our capacity for processing information. The psychological review, 63, 81-97.


Miller, P. H. (2011). Theories of developmental psychology. Worth.


Murray, L. A. (1996). Cognitive development today: Piaget and his critics. British Journal of Psychology, 87, 166.


Paivio, A. (1986). Mental representations: A dual-coding approach. Oxford University Press.


Phillips, J. L., Jr. (1969). The origins of intellect: Piaget’s the-ory. Freeman.


Presnell, F. (1999). Muskingum university department of psychology. Retrieved from http://muskingum.edu/~psych/psycweb/history/piaget.htm


Schunk, D. H. (2012). Learning theories: An educational perspective (6th ed.). Pearson Education.


Slavin, R. E. (n.d.). Educational psychology: Theory and practice (8th ed.).


Sperling, G. (1960). The information available in brief visual presentations. Psychological Monographs, 74(Whole No. 498).


Stein, B. S., Littlefield, J., Bransford, J. D., & Persampieri, T. (1984). Elaboration and knowledge acquisition. Cognitive Psychology, 16, 491–516.


Tappan, M. B. (1998). A social-constructivist perspective on moral development. Educational Psychology Review, 10, 93–126.


Wood, K. C., Smith, H., & Grossniklaus, D. (2001). Piaget's stages of cognitive development. In M. Orey (Ed.), Emerging perspectives on learning, teaching, and technology.


Zhou, M., & Brown, D. (Eds.). (2017). Educational learning theories.


Zimmerman, B. J., & Schunk, D. H. (2003). Albert Bandura: The scholar and his contributions to educational psychology. In B. J. Zimmerman & D. H. Schunk (Eds.), Educational psychology: A century of contributions (pp. 431–457). Erlbaum.

0Komentar

Special Ads
© Copyright - pamong.id
Berhasil Ditambahkan

Type above and press Enter to search.