Latih Kompetensi Pemahaman Tekstual TKA Bahasa Indonesia. 10 soal pilihan ganda dari materi Kelas X-XII, mencakup kata serapan dan struktur teks.
![]() |
Ilustrasi Soal TKA Bahasa Indonesia SMA SMK. (Image by Mohamed Hassan from Pixabay) |
PAMONG.ID | Kanal Pendidik Indonesia - Selamat datang di sesi latihan Tes Kemampuan Akademik (TKA) Bahasa Indonesia! TKA adalah salah satu instrumen penting untuk mengukur kesiapan akademis pelajar, dan penguasaan materi Bahasa Indonesia yang mendalam sangat diperlukan. Dalam matriks asesmen, kompetensi TKA dibagi menjadi tiga bidang utama, salah satunya adalah Pemahaman Tekstual. Kompetensi Pemahaman Tekstual ini berfokus pada kemampuan pembaca dalam memahami informasi eksplisit yang tersurat di dalam teks.
Terdapat tiga subkompetensi utama yang diuji dalam Pemahaman Tekstual, yaitu:
1) Mengidentifikasi penggunaan kata serapan dari bahasa daerah atau asing dalam berbagai bidang;
2) Mengidentifikasi latar, karakter, dan/atau fenomena berdasarkan kosakata yang digunakan dalam teks fiksi atau nonfiksi; dan
3) Menyusun kerangka atau bagan berdasarkan bagian-bagian penting dalam teks.
Latihan soal yang disajikan di sini dirancang berdasarkan materi yang dieksplorasi dari buku-buku Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas X, XI, dan XII, dengan format soal mengadopsi struktur contoh soal TKA yang relevan. Mari kita uji sejauh mana pemahaman tekstual Anda terhadap materi Bahasa Indonesia!
10 Soal Tes Kemampuan Akademik (TKA) Bahasa Indonesia: Pemahaman Tekstual
Teks 1: Bagaimana H.B. Jassin Merawat Sastra Indonesia? (Klik untuk membaca artikel)
Di dalam artikel “Bagaimana H.B. Jassin Merawat Sastra Indonesia?” terdapat beberapa kata yang mungkin jarang digunakan. Contohnya adalah kata titimangsa, bohemian, amtenar, dan tifa. Arti kata titimangsa di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah masa; waktu, dan merupakan kata berjenis nomina (kata benda) yang berasal dari bahasa Jawa.
Soal 1 (Mengidentifikasi Kata Serapan dari Bahasa Daerah/Asing)
Makna istilah titimangsa berdasarkan konteks paragraf di atas adalah....
A. Tanggal resmi
B. Kualitas tulisan
C. Masa atau waktu
D. Pengarang atau kritikus
E. Jenis pekerjaan
Pembahasan Soal 1:
Kompetensi Pemahaman Tekstual mencakup kemampuan mengidentifikasi penggunaan kata serapan dari bahasa daerah/asing. Berdasarkan sumber, kata titimangsa berasal dari bahasa Jawa dan artinya adalah masa; waktu. Kunci Jawaban: C
Teks 2: Kunang-Kunang
Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Kunang-kunang juga merupakan serangga nocturnal. Istilah nocturnal sendiri merujuk pada kebiasaan atau sifat aktif di malam hari. Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan.
Soal 2 (Mengidentifikasi Fenomena Berdasarkan Kosakata)
Fenomena yang dapat diidentifikasi dari penggunaan kosakata nocturnal pada serangga kunang-kunang adalah...
A. Serangga tersebut bertelur hanya pada siang hari.
B. Habitatnya selalu berada di daerah perkuburan yang gembur.
C. Serangga tersebut aktif melakukan aktivitas pada waktu malam hari.
D. Cahaya yang dihasilkan berasal dari sinar ultraviolet.
E. Kunang-kunang hanya ditemukan di daerah tropis.
Pembahasan Soal 2:
Kompetensi ini menguji identifikasi fenomena berdasarkan kosakata. Kosakata nocturnal merujuk pada serangga yang aktif di malam hari. Walaupun teks menyebutkan bahwa Kunang-kunang bertelur saat hari gelap, sifat utamanya yang dijelaskan melalui istilah nocturnal adalah aktivitas malamnya. Kunci Jawaban: C
Teks 3: Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal. Ketergantungan pada beras sebagai sumber utama energi berlanjut hingga kini di tengah bukti-bukti akademis bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber pangan lain. Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu. Potensi sagu sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia. Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan pemanfaatan lain masih terbatas. Dalam teks argumentasi, kita sering menjumpai kosakata seperti basis, komoditas, dan hayati.
Soal 3 (Mengidentifikasi Kata Serapan dari Bahasa Asing/Bidang Khusus)
Temukan arti kosakata komoditas yang paling tepat sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan konteks teks di atas!
A. Kekayaan alam yang belum teridentifikasi.
B. Barang dagangan utama; bahan mentah yang dapat diperdagangkan.
C. Ilmu tentang tumbuhan dan hewan.
D. Rancangan yang tersusun dalam pikiran.
E. Suatu hal yang benar-benar ada dan terjadi.
Pembahasan Soal 3:
Kata komoditas termasuk kosakata yang sering muncul dalam teks argumentasi bertema pangan/ekonomi. Dalam konteks ekonomi pangan, komoditas berarti barang dagangan utama atau bahan mentah yang dapat diperdagangkan (seperti sagu dan beras). Kunci Jawaban: B
Teks 4: Struktur Biografi
Teks biografi, yang berisi kisah kehidupan seseorang, biasanya disusun secara kronologis sesuai urutan waktu. Teks biografi memiliki tiga struktur, yaitu: (1) Orientasi, yang merupakan pengenalan tokoh atau gambaran awal (seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta riwayat pendidikan). (2) Masalah atau peristiwa/kejadian penting, yang berisi permasalahan hidup atau kejadian penting/peristiwa yang pernah dialami tokoh. (3) Reorientasi, yang merupakan bagian penutup atau simpulan, berisi pandangan dan pemikiran penulis terhadap sosok tokoh.
Soal 4 (Menyusun Kerangka/Bagan Teks)
Bagaimana pola penyusunan struktur teks biografi yang tepat berdasarkan teks di atas? Tentukan Benar atau Salah untuk setiap pernyataan berikut!
Pernyataan |
Benar |
Salah |
A. Orientasi adalah
tahap pertama yang memuat pengenalan tokoh secara umum. |
[ ] |
[ ] |
B. Tahap Masalah atau Peristiwa Penting menjelaskan riwayat pendidikan
hingga akhir hayat tokoh. |
[ ] |
[ ] |
C. Reorientasi
merupakan penutup yang berisi ringkasan perjalanan hidup dan keistimewaan
tokoh. |
[ ] |
[ ] |
Pembahasan Soal 4: Kompetensi ini menguji kemampuan menyusun kerangka berdasarkan bagian penting teks.
A. Benar. Orientasi adalah pengenalan tokoh, meliputi nama, tanggal lahir, dan riwayat pendidikan.
B. Salah. Tahap Masalah/Peristiwa Penting berisi permasalahan atau kejadian penting yang dialami tokoh, bukan menjangkau "akhir hayat" yang umumnya masuk di Reorientasi (simpulan/pandangan penulis).
C. Benar. Reorientasi adalah penutup, berupa simpulan dan pandangan penulis terhadap sosok tokoh.
Kunci Jawaban: A (Benar), B (Salah), C (Benar)
Teks 5: Menjejaki Sejarah Kuliner Nusantara (Klik untuk membaca artikel)
Indonesia adalah surganya kearifan lokal, termasuk dalam hal kuliner. Dalam konteks penyajian kopi yang menjadi tren saat ini, dikenal berbagai istilah, seperti amerikano, barista, espreso, dan kapucino. Di dalam artikel “Menjejaki Sejarah Kuliner Nusantara” terdapat istilah gastronomi. Di dalam KBBI, gastronomi adalah kata benda (nomina) yang bermakna seni menyiapkan hidangan yang lezat-lezat; tata boga.
Soal 5 (Mengidentifikasi Latar/Fenomena Berdasarkan Kosakata)
Berdasarkan kosakata yang digunakan, teks yang membahas istilah gastronomi dan tata boga berlatar belakang fenomena...
A. Perkembangan bahasa serapan dari bahasa asing.
B. Perdebatan mengenai asal-usul makanan pokok.
C. Kekayaan budaya kuliner dan cara penyajiannya.
D. Tata cara berburu di hutan yang sesuai kearifan lokal.
E. Proses sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Pembahasan Soal 5:
Istilah gastronomi berarti seni menyiapkan hidangan yang lezat atau tata boga. Ini menunjukkan bahwa teks tersebut membahas kekayaan budaya kuliner dan cara penyajiannya. Kunci Jawaban: C
Teks 6: Mohammad Hatta: Wakil Presiden Republik Indonesia yang Pertama
Mohammad Hatta, yang nama aslinya adalah Muhammad Athar, lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di Gorontalo, masyarakat setempat terbiasa memanggilnya dengan nama Athar. Beliau kemudian dikenal sebagai proclamator kemerdekaan RI bersama Soekarno dan diangkat secara aklamasi sebagai wakil presiden pertama RI.
Riwayat Pendidikan dan Awal Pergerakan
Mohammad Hatta menempuh pendidikan dasar di Europese Lagere School (ELS) dan lulus pada tahun 1916. Selanjutnya, ia lulus dari Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) di Padang pada tahun 1919. Setelah itu, ia melanjutkan ke Prins Hendrik School dan lulus pada tahun 1921.
Hatta kemudian mengikuti kuliah di Handels Hoogere School (HHS) di Rotterdam, Belanda, mengambil jurusan ekonomi kenegaraan. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1932, dengan meraih gelar sarjana ekonomi.
Pengalaman Hatta dalam berorganisasi dimulai saat ia sekolah di MULO Padang, di mana ia menjadi anggota klub sepak bola Swallow dan kemudian menjadi bendahara. Pada akhir tahun 1917, ia dipilih sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond (JSB) Padang.
Awal perpolitikan Hatta dimulai di Belanda, di mana ia bergabung dengan Indische Vereniging (Perkumpulan Hindia), yang mulanya merupakan organisasi sosial. Organisasi ini kemudian berubah menjadi organisasi politik, terutama karena pengaruh tokoh-tokoh seperti Ki Hadjar Dewantara, Douwes Dekker, dan Cipto Mangunkusumo. Pada tahun 1924, Indische Vereeniging berganti nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia (PI). Nama Hatta semakin dikenal ketika ia diangkat menjadi bendahara PI. Saat Hatta dipilih menjadi Ketua PI, ia menyampaikan pidato inagurasy (pidato pelantikan) yang berjudul Economische Wereldbouw en Machtstegenstellingen, Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan.
Pengasingan dan Peran Menjelang Kemerdekaan
Aktivitas politik Hatta menarik perhatian penguasa Belanda. Pada 23 September 1927, Hatta bersama tiga rekannya ditangkap karena dituduh menjadi anggota partai terlarang dan menghasut untuk menentang Kerajaan Belanda. Hatta menolak tuduhan tersebut melalui pembelaannya yang berjudul “Indonesia Vrij” (Indonesia Merdeka).
Setelah dibebaskan pada 22 Maret 1928, Hatta kembali ke Indonesia pada 5 Juli 1932. Ia memfokuskan diri memimpin PNI Baru, tetapi tak lama kemudian ia dan anggotanya ditahan dan dibuang ke Digul. Setelah satu tahun di Boven Digul, pada tahun 1936 Hatta dipindahkan ke tempat pembuangan di Banda Neira. Setelah pecah Perang Pasifik (Desember 1941), Hatta dan Sjahrir dipindahkan ke Sukabumi.
Pada 8 Maret 1943, Hatta bersama Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, dan KH Mas Mansur (dikenal sebagai Empat Serangkai) mendirikan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat). Poetera bertujuan menjaga cita-cita kemerdekaan Indonesia dan berusaha mengubah system pendidikan warisan Belanda.
Hatta kemudian terlibat dalam pembentukan Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibuka pada 28 Mei 1945, dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada awal Agustus 1945. Keterlibatan ini mengantarkannya sebagai proclamator kemerdekaan RI bersama Soekarno, dan ia diangkat secara aklamasi sebagai wakil presiden pertama RI.
Kisah Integritas: Menolak Harta Negara
Mohammad Hatta dikenal sebagai sosok yang sederhana dan tidak mudah tergoda harta. Kisah kejujurannya bahkan dianggap sebagai legenda oleh para pejabat.
Menurut penuturan I Wangsa Widjaja, sekretaris pribadinya, Bung Hatta selalu mengembalikan kelebihan uang negara yang diberikan sebagai anggaran perjalanan dinas.
Contoh nyata terjadi pada tahun 1970, ketika Bung Hatta diundang ke Irian Jaya (sekarang Papua). Ketika Sumarno, menteri koordinator keuangan saat itu, menyodorkan amplop berisi "uang saku" perjalanan, Hatta menolak keras. Ia berkata, "Tidak! Itu uang rakyat. Saya tidak mau terima. Kembalikan!". Hatta beralasan bahwa semua ongkos perjalanannya sudah ditanggung pemerintah. Hatta berpandangan bahwa uang dari negara adalah uang rakyat. Ia bahkan mengembalikan sisa uang perjalanan dinas yang ia anggap uang saku tambahan kepada Sekretariat Negara, meskipun ia sempat ditegur keras oleh Wangsa (sekretarisnya). Bung Hatta menegaskan bahwa kebutuhannya dan rombongan sudah tercukupi, sehingga jika ada sisa, wajib dikembalikan. Wangsa bahkan menyebutkan bahwa meskipun saat itu ekonomi Bung Hatta morat-marit, ia tidak pernah terlintas memanfaatkan uang negara untuk kepentingan pribadi.
Akhir Hayat
Mohammad Hatta wafat pada 14 Maret 1980 pukul 18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, setelah dirawat selama sebelas hari. Setelah wafat, ia dianugerahi gelar Pahlawan Proclamator pada 23 Oktober 1986 bersama Bung Karno. Kemudian, pada 7 November 2012, ia dan Bung Karno secara resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam teks biografi Mohammad Hatta: Wakil Presiden Republik Indonesia yang Pertama, ditemukan beberapa kata serapan yang masih keliru penulisannya, misalnya inagurasy, system, proclamator, dan acclamation. Kata-kata ini perlu diperbaiki sesuai dengan kaidah penulisan kata serapan baku dalam PUEBI. Contoh serapan yang benar adalah patriotik (dari patriotic) dan organisasi (dari organization).
Soal 6 (Mengidentifikasi Kata Serapan dari Bahasa Asing)
Bentuk baku yang tepat dari kata serapan inagurasy dan acclamation yang digunakan dalam konteks biografi resmi adalah…
A. inagurasi, aklamasi
B. inagurasi, aklimatisasi
C. inaugurasi, akamasi
D. inagurasi, aklimasi
E. inaugurasi, aklimasi
Pembahasan Soal 6:
Kata serapan harus disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Bentuk serapan baku untuk inagurasy adalah inagurasi (dari inauguration) dan untuk acclamation adalah aklamasi. Kaidah ini memastikan penggunaan bahasa yang lugas dan objektif, yang merupakan ciri bahasa dalam karya ilmiah/biografi. Kunci Jawaban: A
Teks 7: Struktur Karya Ilmiah
Sebuah karya ilmiah (KTI) mempunyai sistematika tertentu yang dibagi menjadi tiga bagian: bagian awal, bagian inti (isi), dan bagian akhir. Bagian inti (isi) terdiri atas Pendahuluan, Metode Penelitian, Analisis Data, Hasil, dan Pembahasan. Bagian Pendahuluan memberikan uraian singkat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Soal 7 (Menyusun Kerangka/Bagan Teks)
Tujuan penelitian dan rumusan masalah merupakan komponen wajib yang dimuat dalam bagian karya ilmiah, yaitu…
A. Abstrak, karena abstrak merangkum keseluruhan penelitian.
B. Pendahuluan, karena bagian ini menjelaskan latar belakang dan capaian yang ingin dicapai.
C. Metode Penelitian, karena memuat langkah-langkah pelaksanaan penelitian.
D. Pembahasan, karena menjelaskan makna yang terungkap dari hasil penelitian.
E. Simpulan dan Saran, karena simpulan harus mengacu kepada tujuan.
Pembahasan Soal 7:
Rumusan masalah dan tujuan penelitian termasuk dalam komponen Pendahuluan. Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai capaian pembahasan yang sesuai dengan rumusan masalah. Kunci Jawaban: B
Teks 8: Fakta dan Fiksi
Teks naratif adalah teks yang mengandung kisah, dan secara umum terdapat pada karya fiksi seperti cerita pendek dan novel. Teks naratif nonfiksi (seperti memoar atau biografi) terkadang juga memasukkan unsur rekaan atau khayalan di dalamnya, sehingga pembaca harus dapat membedakannya. Menurut KBBI, fiksi adalah cerita rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.
Soal 8 (Mengidentifikasi Latar/Fenomena Berdasarkan Kosakata)
Jika sebuah teks naratif memuat unsur fiksi di dalamnya, hal ini menunjukkan bahwa…
A. Teks tersebut harus memuat data dan fakta yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Teks tersebut ditulis dalam bahasa standar (baku) dan bersifat lugas.
C. Teks tersebut bercerita tentang kisah nyata tokoh pahlawan.
D. Teks tersebut mengandung unsur rekaan, khayalan, atau tidak berdasarkan kenyataan.
E. Teks tersebut wajib menggunakan gaya bahasa yang unik dan menyentuh perasaan pembaca.
Pembahasan Soal 8:
Pemahaman tekstual tentang kosakata fiksi menunjukkan bahwa teks tersebut mengandung unsur rekaan atau khayalan, berbeda dengan fakta. Kunci Jawaban: D
Teks 9: Kosakata Digital
Seiring dengan berkembangnya teknologi, media daring juga menyajikan berita yang berisi informasi yang akurat dan faktual dalam format multimedia. Untuk membuat vlog (video blog), berita harus disusun dengan sopan dan sesuai konteks. Dalam konteks teknologi, kata ‘daring’ adalah singkatan dari frasa ‘dalam jaringan’ sebagai padanan kata online dalam bahasa Inggris.
Soal 9 (Mengidentifikasi Kata Serapan dari Bahasa Asing)
Makna yang paling tepat dari kata serapan daring dalam konteks teknologi informasi dan media berita adalah…
A. Pelaksanaan proyek ini sesuai dengan arahan atasan.
B. Peranti elektronik yang fungsinya praktis.
C. Kegiatan yang terhubung melalui jaringan internet (online).
D. Aktivitas yang dilakukan tanpa bertatap muka.
E. Latihan yang dilakukan sebelum penampilan yang sesungguhnya (simulasi).
Pembahasan Soal 9:
Kata daring merupakan singkatan dari "dalam jaringan" dan adalah padanan kata online. Ini merujuk pada kegiatan yang terhubung melalui jaringan internet. Kunci Jawaban: C
Teks 10: Kerangka Teks Argumentasi
Teks argumentasi yang kalian tulis harus terdiri atas lima paragraf: paragraf pertama berisi pendahuluan, paragraf kedua sampai dengan paragraf keempat adalah isi (argumen/gagasan), dan paragraf kelima berupa penutup. Untuk mendukung opini, penulis harus menyertakan data pendukung berupa fakta yang meyakinkan.
Soal 10 (Menyusun Kerangka/Bagan Teks)
Pasangkan bagian kerangka teks argumentasi dengan fungsi utama yang tepat! (Jawaban benar lebih dari satu)
Fungsi Utama |
Bagian Kerangka Teks
Argumentasi |
A. Menyampaikan ide
pokok atau gagasan utama yang akan dibahas. |
[ ] Pendahuluan |
B. Menjelaskan rincian argumen dan menyajikan data atau fakta pendukung. |
[ ] Isi |
C. Mengulas kembali
opini penulis dan memberikan penegasan akhir. |
[ ] Penutup |
Pembahasan Soal 10:
Kompetensi ini menguji pemahaman terhadap struktur teks argumentasi.
A. Pendahuluan: Paragraf pertama berisi pendahuluan, yaitu penyampaian ide pokok/gagasan. (Pernyataan A - Pendahuluan: Tepat)
B. Isi: Paragraf kedua hingga keempat adalah bagian Isi, tempat rincian argumen dan fakta disajikan. (Pernyataan B - Isi: Tepat)
C. Penutup: Paragraf kelima berupa penutup yang berisi simpulan atau penegasan ulang opini. (Pernyataan C - Penutup: Tepat)
Kunci Jawaban: A, B, dan C
Kompetensi Pemahaman Tekstual merupakan fondasi penting dalam TKA Bahasa Indonesia karena menguji seberapa baik Anda memahami informasi dasar yang tersurat, mulai dari mengenali makna kata serapan, mengidentifikasi latar teks dari kosa kata, hingga menyusun kerangka tulisan. Latihan ini menunjukkan bahwa materi TKA terintegrasi dari berbagai topik di jenjang SMA/SMK (Kelas X, XI, dan XII). Dengan terus mengasah kemampuan ini, terutama dalam memilah dan menganalisis informasi eksplisit, Anda akan semakin siap menghadapi asesmen dan meningkatkan daya literasi secara keseluruhan.
Daftar Bacaan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi keempat). Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Trimansyah, B. (2022). Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Aulia, F. T., & Gumilar, S. I. (2021). Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Marwati, H., & Waskitaningtyas, K. (2021). Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
0Komentar